Jenis-Jenis Hipertensi Menurut WHO, Yuk Ketahui!

Hipertensi merupakan istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Secara istilah mungkin masyarakat luas sudah memahaminya secara betul. Namun, jika ditanya secara mendalam mengenai apa itu hipertensi? Mungkin masyarakat belum semuanya memahami. Padahal jika digali lebih dalam lagi, penyakit hipertensi ini diklasifikasi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis hipertensi yang yang wajib Anda ketahui, beserta cara mengatasinya. 

5 Jenis-Jenis Hipertensi Menurut WHO Apa Saja? Simak di Sini!

Dikutip dari situs Halodoc, yang ditinjau secara langsung oleh dr. Verury Verona Handayani, hipertensi dibagi menjadi beberapa jenis. Klasifikasi tersebut berdasarkan pernyataan dari badan kesehatan dunia (WHO). Berikut klasifikasi selengkapnya.

1. Hipertensi Esensial atau Primer

Jenis hipertensi yang pertama yaitu Hipertensi Esensial. Hipertensi esensial terjadi karena disebabkan oleh faktor genetis, atau pola hidup kurang sehat. Penyakit ini tidak akan menyerang seseorang secara langsung. Penyakit ini akan menyerang penderitanya secara bertahap mengikuti pola hidup kurang sehat yang dijalani. Tanda dan gejala penyakit ini justru tidak timbul secara spesifik dan cenderung mirip dengan tanda dan gejala penyakit lainnya.

2. Hipertensi Sekunder

Selanjutnya jenis jenis hipertensi yaitu ada hipertensi sekunder. Jenis hipertensi sekunder, terjadi secara langsung dan tiba-tiba, tidak seperti hipertensi esensial. Penyakit ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan tekanan darah meningkat secara drastis. Berikut beberapa faktor penyebab yang menyebabkan seseorang terkena hipertensi sekunder.

  • Memiliki masalah paratiroid dan tiroid.
  • Kelenjar adrenal bermasalah sehingga menimbulkan permasalahan medis lainnya, seperti pheochromocytoma, hiperaldosteronisme, dan cushing.
  • Sedang mengidap penyakit ginjal, mulai dari penyumbatan arteri pada organ ginjal, penyakit ginjal polikistik, gagal ginjal, dan tumor ginjal.
  • Sedang mengidap masalah sleep apnea (kondisi yang menyebabkan henti napas secara tiba-tiba ketika sedang tidur).
  • Adanya gangguan pada pembuluh darah aorta seperti penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh cacat bawaan sejak lahir. Atau lebih dikenal dengan istilah koarktasio aorta.
  • Ibu hamil dengan masalah preeklampsia (kondisi meningkatnya hormon progesteron saat trimester pertama kehamilan yang menyebabkan peningkatan kadar protein dalam urine secara masif).
  • Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang tinggi akan zat besi.

Baca Juga : Daftar Makanan Untuk Menurunkan Hipertensi dengan Cepat

3. Prehipertensi

Selain hipertensi primer dan sekunder, ada jenis-jenis hipertensi lainnya yaitu prehipertensi yang digunakan untuk kondisi meningkatnya tekanan darah yang melebihi nilai ambang batas normal. Namun, selisih kenaikan tekanan darah tinggi tersebut tidak terlalu jauh. Seperti diketahui ambang batas normal hipertensi pada usia dewasa berada di kisaran 120/80 mmHg. Sedangkan seseorang dikatakan prehipertensi apabila tekanan darah berada di kisaran 120/80 mmHg hingga 140/90 mmHg.

4. Krisis Hipertensi

Jenis selanjutnya ada istilah krisis hipertensi. Istilah ini digunakan untuk seseorang yang memiliki tekanan darah hingga 180/120 mmHg atau bahkan lebih. Anda perlu waspada apabila tekanan darah Anda mencapai di kisaran tersebut. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah , seperti peradangan dan pendarahan yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah. Selain itu juga dapat memicu kompilasi penyakit berbahaya dan mematikan seperti stroke iskemik.

Kondisi krisis hipertensi juga bisa terjadi, karena dampak dari beberapa penyakit lain, seperti gagal ginjal, serangan jantung mendadak, hingga gagal jantung. Ketika seseorang mengalami kondisi krisis hipertensi, biasa saja tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, beberapa orang bisa saja menimbulkan tanda gejala seperti mimisan, sakit kepala, atau kecemasan.

Apabila krisis hipertensi tidak segera ditangani, maka dapat menyebabkan hipertensi emergensi. Apabila seseorang sudah berada pada kondisi emergensi maka dapat berpotensi mengancam nyawa penderitanya sewaktu-waktu. 

5. Hipertensi Urgensi

Jenis-jenis hipertensi yang terakhir yaitu Hipertensi Urgensi. Ketika seseorang memiliki tekanan darah yang cukup tinggi, hingga mencapai tekanan 180/120 mmHg atau lebih tetapi tidak menimbulkan kerusakan pada organ-organ tubuh, maka kondisi ini disebut dengan istilah hipertensi urgensi. Kondisi ini bisa disebut dengan kondisi pra-krisis hipertensi. 

Bahaya hipertensi urgensi ini biasanya akan timbul tanda gejala seperti, beberapa anggota tubuh terasa mati rasa (kebas), kesulitan ketika berbicara (pelo), sakit punggung, fungsi penglihatan berkurang, nyeri dada, hingga sesak napas.

Cara Menangani Hipertensi dengan Aman dan Cepat 

Berikut akan dijelaskan mengenai cara menangani hipertensi dengan aman dan cepat menurut tinjauan dr. Fadhli Rizal Makarim dari Halodoc, dan dr. Sienny Agustin dari Alodokter. 

1. Menjalani gaya hidup sehat

tips menjaga kesehatan tanpa olahraga

Mengubah gaya hidup yang kurang sehat menjadi sehat, merupakan cara paling efisien dalam mengatasi hipertensi. Anda bisa menstabilkan kadar tekanan darah tinggi dalam tubuh dengan rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan berserat tinggi dan bergizi seimbang. 

Anda bisa berolahraga dengan durasi 1,5 jam sebanyak tiga kali dalam seminggu. Olahraga akan membantu meningkatkan metabolisme tubuh sehingga dapat membakar lemak dalam tubuh. Kondisi tersebut dapat mencegah risiko obesitas dan dapat menjaga berat badan agar selalu ideal. 

Seperti diketahui obesitas merupakan , sumber penyebab hipertensi dan beberapa penyakit lainnya. Dengan berolahraga Anda, tidak hanya bisa mengatasi masalah hipertensi. Namun, Anda juga dapat menstabilkan kadar glukosa dalam darah, dan kadar kolesterol jahat beserta trigliserida yang tinggi.

Selain berolahraga, Anda bisa menghindari makanan yang tinggi akan gula, lemak jenuh, dan tinggi garam (natrium). Anda juga harus menghindari minuman yang mengandung soda, dan alkohol. Anda bisa mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi serat seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran. 

Kandungan serat berfungsi menurunkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida yang menjadi penyebab penyempitan pembuluh darah dan memicu hipertensi. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang tinggi akan kalium, seperti pisang, kentang panggang, susu sapi, dan kacang polong. 

Untuk mengatasi hipertensi, Anda juga perlu menghentikan kebiasaan merokok, dan menghentikan penggunaan obat-obatan yang tinggi akan zat besi. Anda juga perlu mengelola stres dengan baik , agar tidak meningkatkan tekanan darah dalam tubuh.

Baca Juga : 9 Penyebab Hipertensi yang Harus Diketahui

2. Mengkonsumsi Omepros

Untuk menunjang proses penanganan hipertensi dengan tepat dan cepat, Anda juga perlu mengonsumsi suplemen terbaik untuk hipertensi seperti Omepros. Suplemen ini mengandung bahan alami yang efektif menstabilkan tekanan darah dalam tubuh. Suplemen ini dibuat dari beberapa minyak alami yang diambil dari ekstraksi biji-bijian dan ikan. Berikut kandungan lengkap dari Omepros.

  • 800 mg minyak biji blackcurrant
  • 200 mg minyak canola
  • 150 minyak biji rami
  • 150 minyak ikan salmon
  • 100 mg minyak zaitun
  • 50 mg minyak safflower
  • 15 IU vitamin E

Dari beberapa kandungan terbaik tersebut, Omepros dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan seperti:

  • Meningkatkan produksi kadar kolesterol baik.
  • Menurunkan produksi kadar kolesterol jahat dan trigliserida.
  • Mengurangi plak kolesterol yang tertimbun di dalam pembuluh sehingga dapat mengurangi risiko peradangan dan pendarahan pada pembuluh darah.
  • Dapat mencegah penyakit hipertensi beserta kolesterol tinggi karena pembuluh darah bebas dari plak kolesterol.
  • Mengurangi pengentalan darah akibat tingginya kadar lemak dalam darah.
  • Memenuhi nutrisi yang dibutuhkan otak, sehingga dapat mencegah risiko terkena penyakit demensia, alzheimer, dan kepikunan. Selain itu juga dapat, meningkatkan fungsi kinerja otak dan kecerdasan otak.
  • Merangsang produksi enzim lipase dalam tubuh.
  • Menangkal radikal bebas dan meningkatkan imunitas tubuh.

Untuk mendapatkan berbagai manfaat tersebut, Anda bisa mengkonsumsi Omepros sebanyak 2-3×1 kapsul suplemen ini setiap harinya. Suplemen ini tidak menimbulkan efek samping meski dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. Namun, Anda juga perlu mengetahui kontraindikasi dari suplemen ini. Omepros tidak dapat dikonsumsi oleh seseorang dengan usia di bawah 18 tahun, sedang dalam masa kehamilan dan menyusui, dan seseorang yang memiliki alergi terhadap kandungan minyak alami suplemen ini. 

Demikianlah pembahasan mengenai jenis jenis hipertensi dan cara-cara yang aman dan tepat untuk mengatasi hipertensi yang bisa Anda praktekkan. Selamat mencoba. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×